Fobia dan Penyebabnya

/
0 Comments


Salah satu gangguan psikologis yang paling sering muncul pada manusia adalah fobia. Saat ini anda mungkin sudah membayangkan fobia apa yang anda miliki. Hasil survey menunjukkan bahwa beberapa fobia yang paling umum dimiliki adalah fobia darah (hematophobia), fobia ketinggian (acrophobia), dan fobia ruang tertutup (claustrophobia). Beberapa fobia lainnya yang sering muncul adalah fobia sosial (seperti berbicara di depan umum) dan fobia terhadap binatang.

Fobia
Namun, terkadang orang juga salah membedakan antara fobia dengan ketakutan. Fobia memang melibatkan rasa takut, namun takut tidak selalu berarti fobia. Ada perbedaan di antara keduanya. Fobia sendiri merupakan rasa takut dan/atau cemas yang berlebihan dan tidak masuk akal yang muncul ketika individu berhadapan dengan sebuah benda atau situasi tertentu. Rasa takut dan cemas tersebut bisa menyebabkan respon fisik seperti keringat dingin, jantung berdetak, wajah pucat, dan lainnya. Bahkan, ketakutan dan kecemasan tersebut membuat pengidapnya akan berusaha untuk menghindari benda/situasi tersebut, sekalipun mereka menyadari bahwa ketakutan dan kecemasan tersebut tidak masuk akal.

Fobia dan Ketakutan
Berbeda dengan ketakutan. Ketika kita takut terhadap sesuatu, ada alasan di balik itu yang dapat diterima. Misalkan ketika kita melihat anjing liar yang menggonggong dengan kencang kepada kita, kemudian kita merasa takut dan berusaha menghindar. Hal tersebut masih tergolong ketakutan karena ada alasan jelas yang mengancam: anjing tersebut menggonggong kepada kita, dan ada kemungkinan ia akan menyerang. Namun berbeda ketika ada seorang individu memiliki fobia terhadap anjing. Sekalipun anjing yang muncul adalah anjing kecil yang berpenampilan lucu, ia akan tetap merasa takut dan cemas, serta berusaha menghindar dengan keringat dingin. Ia tahu anjing kecil tersebut tidak akan menyerangnya, namun ia tetap ingin menjauh dari anjing tersebut, meskipun terdengar tidak masuk akal.

Mulai mendapatkan gambaran mengenai perbedaan antara fobia dan takut?

Penyebab Fobia
Pertanyaannya selanjutnya adalah, mengapa fobia bisa muncul, dan apa penyebab dari fobia? Hal ini menarik untuk diketahui, karena banyak orang mempertanyakannya. Fobia umumnya berasal dari kejadian traumatis atau menakutkan di masa kecil, walaupun bisa juga terjadi pada masa remaja, tapi biasanya muncul karena sebuah pengalaman di masa kecil yang melibatkan ketakutan atau kecemasan, sehingga bertahan hingga dewasa dalam bentuk fobia.

Pengalaman Traumatis di Masa Kecil
Pengalaman tidak menyenangkan yang membekas, yang pernah terjadi di masa kecil, bisa menjadi penyebab fobia. Misal, ketika waktu masih berusia 5 tahun, ia pernah digonggongi oleh anjing liar. Kemudian ia berlari dan anjing tersebut justru mengejarnya sambil menggonggng keras. Hal ini menimbulkan rasa takut yang besar dan membekas. Meskipun ia selamat dari kejaran si anjing liar, namun rasa takut tersebut membekas. Kini, ia berusia 25 tahun dan memiliki fobia terhadap anjing. Ia bahkan tetap merasa cemas dan ingin menghindar sekalipun berhadapan dengan anjing kecil yang jinak.

Pembelajaran dari Orang Tua
Selain pengalaman traumatis saat kecil, fobia juga bisa berasal dari proses pembelajaran anak terhadap orang tua. Seorang ibu yang memiliki fobia terhadap darah berteriak dengan kencang dan lari dengan cepat ketika melihat darahnya sendiri dari jari yang tidak sengaja tertusuk jarum. Kejadian tersebut dilihat oleh sang anak yang masih berusia 3 tahun. Anak adalah makhluk pembelajar yang sangat hebat dan cepat. Melihat kejadian tersebut, anak kemudian belajar bahwa jari tertusuk jarum hingga berdarah adalah kejadian yang berbahaya, karena ia melihat ibunya berteriak kencang dan berlari cepat ketika mengalaminya. Ketika dewasa, bisa jadi anak tersebut mengalami fobia darah atau fobia jarum, atau keduanya.

Mengapa Fobia Muncul?
Sebenarnya, pikiran kita memiliki maksud yang baik dan ingin selalu melindungi kita dari bahaya. Ketika seseorang pernah dikejar oleh anjing liar yang galak pada masa kecilnya dan mengalami ketakutan yang membekas, ia kemudian menyimpan ingatan bahwa anjing adalah hewan yang berbahaya dan bisa menyerang. Ketika ia bertemu dengan hewan anjing, pikirannya kemudian akan mencegahnya untuk mengalami kejadian yang sama lagi pada masa kecil (dikejar oleh anjing), dan memberikan sinyal untuk menghindar melalui fobia. Demikian pula ketika ada anak kecil yang melihat ibunya berteriak ketakutan karena jarinya tertusuk jarum, dan pada usia 24 tahun mengalami fobia jarum. Pikirannya ingin mencegahnya dari kejadian yang sama dengan ibunya dulu, dan memberikan sinyal dalam bentuk fobia.

Bagaimana Mengatasi Fobia?
Cara untuk mengatasi fobia akan dibagikan dalam artikel selanjutnya. Kunjungi blog ini secara rutin agar mendapatkan artikel-artikel psikologi terbaru dengan cepat :)
Note:
Contoh-contoh pada artikel ini adalah fiksi

Referensi Gambar:
"a selection of phobias" oleh Sarah Wulfeck, sesuai dengan izin CC BY 2.0




You may also like

No comments :

2016 by Garvin Goei. Powered by Blogger.