Short Trip to Curug Nangka, Bogor

/
0 Comments
Curug Nangka

17 Desember kemarin, saya bersama beberapa teman-teman bermaksud untuk melakukan refreshing ke luar Jakarta tanpa menginap. Kami sama-sama memutuskan Bogor sebagai tempat tujuan, namun destinasi spesifiknya belum ditentukan. Gunung Pancar, Curug Cilember, Telaga Warna Puncak, sampai Curug Nangka masuk ke dalam nominasi. Awalnya kami bermaksud pergi ke Gunung Pancar, tapi setelah menimbang-nimbang beberapa hal akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Curug Nangka.

Curug Nangka dipilih karena dua hal: (1) lokasinya mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Hanya bermodal tiket kereta api dan angkot, kami sudah bisa menjangkau Curug Nangka; (2) jalur di Curug Nangka mudah untuk dijalani, karena sudah menjadi tempat wisata yang umum sehingga jalur trekking sudah dibuat semudah mungkin; dan (3) bisa dikunjungi hanya dalam waktu sehari. Selain itu, meski namanya Curug Nangka, tapi di dalam area tersebut masih ada dua curug lainnya sehingga total ada 3 curug yang bisa kita temui dalam area tersebut.

Kami pun berkumpul di Stasiun Jakartakota pada pukul 7 pagi. Dengan KRL (Kereta Rel Listrik), kami berangkat dengan tujuan Stasiun Bogor. Setelah sampai di Bogor, banyak sekali penyewaan mobil menawarkan kami untuk menggunakan jasa mereka, tapi kami tetap memutuskan untuk menaiki angkot agar suasana petualangan lebih terasa. Mencapai Curug Nangka cukup mudah:

  1. Naik KRL dan turun di Stasiun Bogor.
  2. Dari stasiun Bogor, lanjutkan dengan angkot 02. Turun di Mall BTM.
  3. Lanjutkan lagi dengan angkot 03. Beritahu supir angkot bahwa anda ingin pergi ke Curug Nangka sehingga anda akan diturunkan ke lokasi terdekat.
  4. Dari tempat anda diturunkan oleh supir angkot, anda tinggal berjalan kaki sejauh 1 kilometer hingga mencapai Curug Nangka.
  5. Lanjutkan dengan berjalan kaki sebentar. Akan banyak ojek yang menawarkan jasa, anda boleh memutuskan untuk menaiki ojek bila ingin menghemat energi.


Kami turun dari angkot terakhir kami pada pukul 11 siang. Masih ada perjalanan sejauh 1 hingga 2 kilometer menuju pintu gerbang Curug Nangka. Kami pun memutuskan untuk makan siang sebelum melanjutkan perjalanan. Ada sebuah warung nasi yang terlihat enak dan bersih, kami pun mampir. Hidangan yang disajikan adalah khas sunda. Saya memesan nasi dengan sayur sop, telur dadar, tempe orek, dan bakwan; saya tebus seharga Rp13.000. Rasanya lezat sekali, entah karena memang benar enak atau karena kelaparan. Tapi teman-teman saya yang lain juga mengatakan bahwa masakannya memang enak.


Perut kenyang, perjalanan berlanjut. Ada tukang ojek yang menawari jasanya kepada kami agar kami bisa tiba di pintu gerbang tanpa membuang tenaga. Tapi kami menolaknya dengan pertimbangan agar bisa lebih merasakan tantangan. Tidak sampai 30 menit berjalan kaki, kami pun tiba di pintu gerbang. Ada pun kami harus membayar tiket masuk sebesar Rp7500 pada gerbang pertama. Di gerbang selanjutnya, kami membayar lagi Rp10.000.

Pertama-tama kita akan disambut oleh hutan pinus terlebih dahulu. Pemandangannya indah dan instagramable, kami pun berhenti sejenak untuk foto-foto. Tak lama, kami pun kembali berjalan, hingga kami menemukan tempat parkir mobil dengan warung di berbagai sisinya.





Dengan jalur yang terlampau cukup mudah dan sedikit menanjak, kami pun tiba di curug pertama, yaitu Curug Daun. Secara penampilan, Curug Daun memang biasa saja. Kami foto-foto sebentar sambil mencuci tangan di kolam curug, merasakan segarnya air di dataran tinggi. Perjalanan pun berlanjut. Oh iya, sebelum mencapai Curug Daun, mungkin anda akan disambut oleh kawanan kera di dalam perjalanan.






Jalur setelah Curug Daun akan lebih sulit. Konturnya berbatu dan cukup licin, mungkin karena pagi harinya sempat hujan. Perlu kehati-hatian agar tidak terpeleset. Kurang dari perjalanan selama 1 jam, kami pun disuguhi dengan pemandangan Curug Kaung. Berbeda dengan Curug Daun, Curug Kawung lebih tinggi daripada Curug Daun sehingga pemandangan yang disuguhkan pun lebih baik. Kami pun kembali berfoto-foto. Di sekitar Curug Daun pun bisa ditemui pedagang-pedagang yang menawarkan minuman hangat seperti kopi, teh, atau susu; maupun mie instan dalam cup. Sesekali mungkin anda juga akan menemukan ibu-ibu yang menjajakan aneka gorengan. Harganya tidak terlalu mahal untuk ukuran tempat wisata. Kami pun duduk-duduk sejenak menikmati udara dataran tinggi dan pemandangan dari Curug Kaung, sambil menyeruput secangkir kopi hangat. Nikmat.








Setelah itu, kami pun kembali mengambil jalan menurun. Sebenarnya, urutan rute yang umumnya diambil orang-orang adalah Curug Nangka, Curug Daun, lalu Curug Kaung. Namun kami mengambil rute Curug Daun, Curug Kaung, baru Curug Nangka. Untuk menjangkau Curug Nangka dari Curug Kaung, silakan mengambil jalan memutar, kembali ke Curug Daun. Berjalan terus hingga dekat dengan warung-warung nasi, hingga anda akan berada di tempat perkemahan. Carilah plang arah di sana, yang akan menunjukkan jalan menuju Curug Nangka, ikuti.


Ada alasan mengapa saya merekomendasikan untuk menjadikan Curug Nangka sebagai destinasi terakhir, yakni karena pemandangan di Curug Nangka adalah pemandangan yang terbaik dibandingkan kedua curug lainnya. Anda mula-miula akan disuguhkan dengan pepohonan lebat dan jalan menyempit yang memberikan nuansa tropis tersendiri. Ikuti jalur tersebut, tidak jauh anda akan menemukan Curug Nangka. Suasananya terbaik dibandingkan yang lainnya: air terjunnya lebih deras, anginnya lebih kencang, cahaya matahari redup sehingga terasa sangat syahdu. Kolamnya agak dalam sehingga anda bisa berendam, namun hati-hati karena airnya sangat dingin. Di curug terakhir inilah kami paling lama berfoto-foto. Dengan rute Curug Daun-Curug Kaung-Curug Nangka, anda bisa merasakan perjalanan yang 'klimaks'.




Setelah menikmati pemandangan curug, kami pun melepas lelah di salah satu warung lesehan. Segelas jahe susu pun saya pesan, plus semangkuk mie instan. Meski sederhana, tapi rasanya nikmat sekali. Tak lupa aneka gorengan pun saya jadikan pelengkap. Pukul 16.00, kami pun segera mencari angkutan umum untuk kembali ke Stasiun Bogor.


Curug Nangka bisa menjadi alternatif wisata bagi yang ingin melepas penat dari ibukota namun tidak memiliki waktu yang banyak. Lokasinya mudah dijangkau dan area yang dapat dijelajahi hanya dalam hitungan jam membuat banyak orang mampir ke sini di akhir pekan. Hal yang paling penting, siapkan jas hujan dan pakaian ganti bila ingin mengunjungi tempat ini, agar anda bisa ikut menceburkan diri ke dalam kolam alami yang disediakan oleh Curug Nangka.








You may also like

No comments :

2016 by Garvin Goei. Powered by Blogger.