Tentang Meditasi
/
0
Comments
"Boleh kapan-kapan ikut kelas meditasi bareng elu, Vin?"
"Heh? Boleh boleh saja sih, tapi kenapa tiba-tiba mau ikut kelas meditasi?"
"Lagi pusing Vin, banyak masalah..."
Diskusi di atas biasa akan saya akhiri dengan, "Well, emang ada masalah apa?" Setelah itu saya memberikan kesempatan kepada lawan bicara saya untuk menceritakan masalahnya. Saya bukan konselor yang baik, tapi setidaknya dengan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memuntahkan masalahnya, akan sedikit meringankan beban di dalam pikirannya. Dan, ujung-ujungnya tidak jadi ikut kelas meditasi, sih...
Mungkin karena di belahan bumi bagian barat sana sedang nge-trend gerakan mindfulness alias "berkesadaran", semua dibuat versi mindful-nya, ada mindful breathing, mindful therapy, mindful eating (makan berkesadaran), mindful parenting (pola asuh berkesadaran), sampai mindful leadership (kepemimpinan berkesadaran). Padahal, gerakan mindfulness sudah ada di belahan timur bumi dari ribuan tahun yang lalu, tapi masih belum dianggap ilmiah dan justru lebih dianggap mistis.
Karena gerakan mindful yang sedang ngetren itu, maka mungkin orang-orang berpikir bahwa mindful adalah obat psikologis yang paling manjur. Ujung-ujungnya, orang-orang mengira bahwa meditasi adalah solusi dari segala masalah. Memang, meditasi (bentuk latihan mindfulness yang paling dasar) bisa memberikan banyak kelegaan secara psikologis, tapi meditasi bukanlah solusi dari semua masalah kehidupan. Bila mengalami masalah, ya diselesaikan masalahnya, bukan bermeditasi.
Ketika teman sedang ada masalah dengan kuliahnya, kepingin ikut-ikutan meditasi...
Ketika teman sedang ada masalah dengan pacarnya, kepingin ikut-ikutan meditasi...
Ketika teman sedang kesulitan finansial, kepingin ikut-ikutan meditasi...
Jadinya, mereka bermeditasi demi mendapatkan sesuatu, entah itu agar bisa mendapatkan kelancaran kuliah, hubungan yang lebih baik dengan pasangan, atau tiba-tiba mendapatkan rezeki nomplok. Tentu saja itu tidak masuk akal! Meditasi tidak bisa menghilangkan masalah kita. Kita tetap harus menghadapi masalah yang kita hadapi. Ada masalah dengan nilai kuliah? Belajar! Ada masalah dengan pasangan? Perbaiki komunikasi! Ada masalah finansial? Coba periksa pengelolaan keuangan anda!
Sehingga tidak perlu terjadi lagi, tiba-tiba di kelas meditasi muncul banyak orang baru, namun 2-3 kali pertemuan langsung hilang lagi. Seperti angin, datang orang baru - pergi orang baru - datang orang yang baru lagi - pergi lagi orang yang baru itu - datang yang lebih baru lagi - dan seterusnya tanpa akhir. Ya jelas saja akan begitu! Karena pola pikirnya, dikira bermeditasi segala masalah kehidupan akan selesai.
Lalu, apa gunanya bermeditasi? Secara simpel, esensi meditasi adalah melepas dan menyadari. Apa yang dilepas? Segala beban di dalam pikiran kita. Ketika kita memiliki masalah, pikiran kita selalu "menggenggam" permasalahan tersebut. Kita mengulang-ulang gambaran kejadian masalah itu di dalam pikiran kita, terus-menerus memikirkannya, dan terus-menerus menderitas karenanya. Ujung-ujungnya kita menjadi stres berat. Pertanyaannya, apakah pikiran yang stres bisa menghasilkan solusi yang jernih? Tentu tidak! Maka itu, meditasi merupakan praktik melepas. Kita lepaskan dulu pikiran-pikiran tersebut, sehingga tingkat stres kita menurun.
Lalu, apa yang perlu disadari? Setelah melepas beban-beban pikiran kita akan kejadian yang sudah terjadi dan berlalu itu, kita kemudian mulai menyadari masa kini. Kita tidak hidup di masa lalu ataupun di masa depan, kita hidup di masa kini. Akan tetapi, permasalahan hidup membuat kita terus-menerus tertahan di masa lalu. Setelah kita melepaskannya, kita mulai menyadari masa kini. Bagaimana caranya? Duduk diam (kadangkala tidak harus duduk, bisa juga sambil berbaring atau makan, atau lainnya), sadari napas yang keluar-masuk dari hidung kita. Tidak perlu mengomentari apapun, cukup sadari. Jangan mengomentari, "Napas ini berat, napas ini ringan. Ada bau-bauan di ruangan," cukup sadari. Sadari bagaimana napas melewati hidung kita ketika ia sedang keluar masuk.
Ketika kita melepaskan beban pikiran kita, maka kadar stres kita mulai menurun. Kita beban pikiran kita sudah dilepaskan, kita langsung kembali kepada masa kini. Ketika kita fokus pada napas yang keluar masuk, ketenangan pun muncul (sulit dijelaskan, maka itu praktikkan saja). Di sanalah pikiran kita akan menjadi tenang dan jernih. Bagi beberapa orang, ketenangan ini membuat mereka lebih bahagia (karena sebenarnya mereka hanya cukup melepaskan kejadian yang tidak menyenangkan itu!), bagi sebagian orang lagi, ketenangan itu membuat mereka bisa memikirkan solusi permasalahan mereka dengan lebih baik. Itulah akhirnya mengapa meditasi dianggap berkhasiat.
Sayangnya, meditasi disalahkaprahkan, dianggap bisa menyelesaikan segala masalah kehidupan. Tentu sangat keliru! Bila anda memiliki masalah, hadapi masalahnya! Tapi jangan hadapi dengan pikiran yang kalut, tenangkan dan jernihkan dulu pikiran anda agar solusi yang dimunculkan adalah solusi yang win-win. Bagaimana cara menjernhikan pikiran? Ya bermeditasi.
Jadi, mau mencoba meditasi?
(Image: Meditation by Nina)